Jakarta – Tokoh Betawi berkumpul di Agro Edukasi Wisata Ragunan, Jakarta Selatan, pada Sabtu (29/3/2025) pagi untuk menghadiri tradisi “Andilan Potong Kebo.” Acara ini dihadiri oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno, Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012 Fauzi Bowo, Pimpinan FBR KH Lutfi Hakim, Nachrowi Ramli, serta tokoh-tokoh Betawi lainnya.
Menghidupkan Kembali Tradisi Betawi
Tradisi “Andilan Potong Kebo” merupakan bagian dari budaya Betawi yang dilakukan menjelang Lebaran. Masyarakat Betawi memiliki kebiasaan menyantap daging kerbau sebagai bagian dari perayaan Idulfitri.
Dalam acara kali ini, sebanyak 10 ekor kerbau disembelih, yang merupakan sumbangan dari sejumlah pejabat di Jakarta.
Pemotongan kerbau pertama dilakukan secara simbolis dengan hewan yang berasal dari sumbangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta. Rano Karno, yang akrab disapa Bang Doel, mengungkapkan kebahagiaannya dalam menghidupkan kembali tradisi lama ini.
“Alhamdulillah hari ini kita mengangkat kembali sebuah tradisi yang sudah lama sekali. Saya merasa sangat terharu karena teringat masa kecil saya, di mana setiap jelang Lebaran, orang tua kami mulai menabung untuk membeli daging kerbau,” ujar Rano Karno.
Harapan untuk Masa Depan
Rano Karno berharap agar tradisi ini dapat kembali dilaksanakan di seluruh wilayah Jakarta pada tahun-tahun mendatang sehingga lebih banyak masyarakat yang dapat menikmati tradisi ini.
“Mudah-mudahan andilan potong kebo ini bisa digelar di enam wilayah Jakarta supaya masyarakat di berbagai daerah bisa merasakannya,” tambahnya.
Dukungan dari Pemerintah
Fauzi Bowo, atau yang akrab disapa Foke, menyambut baik inisiatif ini dan menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah untuk menjaga keberlangsungan tradisi Betawi.
“Kita angkat kembali tradisi yang hampir terlupakan. Tradisi ini tidak akan bisa berkesinambungan tanpa dukungan dari pemerintah. Alhamdulillah, Bang Anung dan Bang Doel memiliki komitmen kuat dalam mengembangkan budaya Betawi,” kata Foke.
Lebih lanjut, Foke menjelaskan bahwa alasan masyarakat Betawi memilih daging kerbau dibandingkan sapi adalah bentuk toleransi terhadap umat Hindu yang menghormati sapi dalam kepercayaannya.
“Pada masa lalu, masyarakat Hindu yang tinggal di Jakarta sangat menghormati sapi, sehingga masyarakat Betawi lebih memilih menggunakan daging kerbau. Itu asal muasalnya,” jelasnya.
Dengan dihidupkannya kembali tradisi “Andilan Potong Kebo,” masyarakat Betawi diharapkan semakin mengenali dan melestarikan warisan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka. Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi antarwarga sekaligus mengingatkan pentingnya kebersamaan menjelang Hari Raya Idulfitri.