Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, membuka Seminar Tantangan dan Peluang Daerah Khusus Jakarta dalam Kerangka UU No. 2 Tahun 2024, yang diselenggarakan oleh Pemprov DKI Jakarta. Acara ini merupakan kolaborasi dengan Komunitas Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) Departemen Politik dan Pemerintahan (DEPOLPE) serta KAGAMA Pemprov-BUMD DKI Jakarta.
Seminar berlangsung di The Tavia Heritage Hotel, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Senin (10/2).
Dalam sambutannya, Pj. Gubernur Teguh menegaskan bahwa Jakarta terus mempersiapkan diri untuk bertransformasi menjadi kota global.
Pembangunan Jakarta diarahkan agar menjadi pusat utama jaringan ekonomi dunia yang memberikan dampak nyata bagi sosial-ekonomi global, sekaligus memperkuat posisinya sebagai center of growth Indonesia.
“Berbagai indikator pembangunan di Jakarta menunjukkan tren yang sangat baik. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, meskipun sedikit di bawah Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) nasional, Jakarta masih mencatat angka 4,9%,” ujarnya.
Selain tantangan menuju kota global, Teguh juga menyoroti pentingnya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Menurutnya, Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov DKI Jakarta serta pegawai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) harus terus meningkatkan kompetensinya agar mampu mengawal transformasi kota ke depan.
Sinergi dengan berbagai pihak juga akan terus diperkuat.
“Hubungan dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), DPRD, Polda, Kodam, dan Kejati berjalan dengan baik. Tantangan yang ada justru membuka banyak peluang yang harus dimanfaatkan untuk membangun Jakarta pasca-diterbitkannya UU No. 2 Tahun 2024,” tambahnya.
Lebih lanjut, Teguh menjelaskan bahwa sejak dahulu Jakarta telah dipersiapkan sebagai kota global. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang matang untuk memastikan transisi Jakarta setelah tidak lagi menjadi ibu kota negara.
“Jakarta masih berstatus ibu kota hingga diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) yang mengalihkan status tersebut ke IKN. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Sejak era Batavia dan Jayakarta, Jakarta telah diarahkan menjadi kota global, sebagaimana terlihat dari perkembangan Kota Tua. Sekarang, mari kita wujudkan target menjadi salah satu dari 20 kota global teratas, setidaknya dalam menyambut Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.
Seminar ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya:
Prof. Dr. Purwo Santoso, M.A – Guru Besar Fisipol Universitas Gadjah Mada
Elisa Sutanudjaja – Direktur Eksekutif Rujak Center for Urban Studies
Deftrianov – Kepala Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup Bappeda Provinsi DKI Jakarta
Irma Yuanita, SH, MH – Kasubdit Otsus, Istimewa, Wilayah I Direktorat Penataan Daerah, Otsus DPOP, Ditjen OTDA Kemendagri.